Jalan “Damai” di Pengadilan Agama

Jalan “Damai” di Pengadilan Agama

KABAR BERITA | www.pa-mempawah.go.id

MEMPAWAH (18/07/2022 – Dalam system peradilan agama, selama putusan belum dijatuhkan oleh Hakim, maka pihak berperkara masih memiliki kesempatan untuk berdamai/rukun kembali. Dalam perkara Cerai Talak, selama pihak suami sebagai Pemohon belum menggunakan haknya untuk mengucapkan ikrar talak terhadap istrinya di depan sidang Pengadilan Agama, maka ia masih memiliki kesempatan untuk berdamai/rukun kembali dengan istrinya.

Upaya perdamaian di Pengadilan Agama merupakan bagian penting yang harus dilakukan dalam rangkaian proses persidangan. Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, di mana setiap perkara sengketa perdata yang diajukan ke Pengadilan Agama diwajibkan terlebih dahulu diupayakan perdamaian melalui bantuan mediator. Dalam tahap mediasi inilah setiap mediator berusaha untuk bisa mewujudkan jalan damai bagi para pihak.

Berdasarkan data dari badan pusat statistic yang dikutip oleh katadata.com jumlah perceraian di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 447.743 kasus atau meningkat 53% dari perceraian di tahun 2020 yang berjumlah 291.677 kasus.

Hakim Pengadilan Agama memiliki peran sentral dalam mencegah perceraian. Salah satu tahap penting dalam mencegah perceraian adalah dengan mediasi. Sebab melalui proses inilah menjadi moment bagi para pasangan yang mengajukan cerai untuk mendiskusikan masalah yang menyebabkan adanya gugatan cerai tersebut. Dalam proses mediasi., seorang mediator akan menasehati sekaligus menawarkan solusi agar tidak terjadi perceraian.

Di Pengadilan Agama Mempawah Kelas IB sendiri pada tahun 2021 telah berhasil memediasi para pihak yang akan bercerai dan akhirnya mencabut gugatannya sebanyak 13 (tiga belas) perkara. Sementara pada tanggal 12 Juli 2022,  Hakim Pengadilan Agama Mempawah Kelas IB atas nama Ahmad Zaky, SHI, MH selaku Hakim Tunggal yang menangani perkara cerai talaknomor 182/Pdt.G/2022/Pa Mpw., berhasil menasihati seorang suami sehingga akhirnya  batal menggunakan hak nya untuk mengucapkan ikrar talak  terhadap istrinya dan memutuskan untuk rukun kembali berumah tangga. Tindakan ini masih dimungkinkan meskipun putusan Hakim telah inkrach atau Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) namun untuk perkara Cerai Talak, putusan yang dijatuhkan oleh Hakim adalah hanya untuk memberikan izin bagi Pemohon untuk mengucapkan ikar talak terhadap istrinya  di depan sidang Pengadilan.

itu artinya Hakim memiliki peran penting dalam menekan angka perceraian di Pengadilan Agama. Sesuai dengan pasal 143 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam bahwa ” selama perkara belum diputuskan, maka usaha perdamaian dapat dilakukan dalam setiap persidangan” .(pgrmd)