Dimediasi Wakil Ketua PA Mempawah, Dua Sejoli Diambang Cerai Kembali Rukun

Mempawah | www.pa-mempawah.go.id

Mengarungi kehidupan rumah tangga terkadang tidak selalu berjalan mulus, ada saja cobaan dan rintangan yang menghinggapi. Ketika itulah komitmen dan janji yang dahulu terlontar ketika akad nikah diuji kesakralannya. Sebagaimana Bunga binti Fulan (bukan nama sebenarnya) terpaksa harus mengadukan romantika rumah tangganya ke Pengadilan Agama (PA) Mempawah. Dengan berat hati, ia bertekad menyudahi ikatan sucinya dengan Abdullah binti Filan (bukan nama sebanrnya).

Terdaftar dengan perkara Nomor 367/Pdt.G/2019/PA.Mpw, pada hari ini (05/12/2019), Abdullah dan Bunga melangsungkan persidangan pertama di PA Mempawah. Persidangan yang diketuai oleh Taufik Rahayu Syam, SHI, MSI ini mengagendakan upaya damai dengan melakukan proses mediasi. Ditunjuk lah mediator Drs. H. Mahdi, SH, MH yang juga Wakil Ketua PA Mempawah.

Kesempatan mendamaikan pasutri yang sedang ditimpa masalah ini, nampaknya tidak disia-siakan oleh H. Mahdi. Hakim yang juga Mubaligh kondang di tanah kelahiranya Sambas ini selalu berupaya dengan semaksimal mungkin untuk menyatukan kembali dua sejoli yang mulai retak komitmen cinta nya.

Lewat tangan dingin dan ucapan lisannya yang menyentuh qolbu, akhirnya Bunga yang pada awalnya bersikeras ingin mengakhiri biduk rumah tangganya, dengan ketulusan hatinya ingin mencabut perkara. Hal ini membuktikan bahwa Bunga bersedia merajut kembali mahligai pernikahannya dengan suami tercintanya Abdullah.  

Keberhasilan dalam mediasi merupakan kebanggaan tersendiri bagi seorang Mediator. Betapa tidak, dua pihak yang tadinya saling bersebrangan dapat disatukan lagi lewat strategi apik sang mediator. Tidak mudah memang menyatukan kembali dua pihak yang bersengketa, terlebih dalam perkara perceraian yang sejatinya berkaitan dengan masalah “hati”. Namun dengan kehalian dan strategi yang dimiliki oleh seorang mediator, tak jarang sengketa yang sangat rumit sekalipun pun dapat tertasi. Apalagi Mahkamah Agung RI lewat Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 mengamanatkan supaya mediator yang melaksankan mediasi harus bersertifikat. Ini artinya mediator harus benar-benar terdidik dan terlatih.

Disamping itu, pimpinan Mahkamah Agung juga telah memberikan komitmennya, bahwa Mediator yang banyak  berhasil mendamaikan para pihak, akan diberikan reward. Reward seperti apakah yang akan diberikan? kita tunggu info selanjutnya. (TRS).